Pengalaman Wawancara Visa Amerika


Setelah packing yang buru-buru dan istirahat singkat semalam di rumah, aku menuju airport untuk perjalanan ke Jakarta, tempat wawancara visaku akan berlangsung. Di hari interview, aku bergabung bersama teman-teman dari berbagai program untuk briefing di Aminef. Karena briefing akan dimulai pukul 7.15, kami sudah berangkat pukul 6.30. Ternyata gedung Balai Pustaka yang kami kira cukup jauh dari hotel Alia tempat kami menginap bisa ditempuh dalam waktu kurang dari 10 menit.
Untuk menghindari keterlambatan kami segera menuju kantor Aminef di lantai 6. Ternyata keadaan masih gelap di sana, kantor Aminef maupun perpustakaan EducationUSA belum dibuka. Kami pun menunggu sejenak hingga mbak Isye datang dan memberikan kami tips beserta gambaran tentang interview visa nanti. Setelah menyerahkan berbagai dokumen dan menerima bekal DS2019, kami menuju kedutaan Amerika di Medan Merdeka Selatan.
Mulai dari halaman luar kedutaan, pemeriksaan keamanan sudah dimulai. Kami sudah harus menunjukkan passport dan menyerahkan tas kami untuk diperiksa. Setelah itu barulah sebuah pintu kecil dibuka untuk kami, dan lihatlah apa yang ada dibalik sana:  ... antrian yang berputar dan luar biasa panjangnya. Oh ya, menurut petugas tempat klarifikasi identitas tadi, sudah ada peserta dari Aminef yang datang lebih awal. Mereka pasti peserta dari Jakarta yang sempat mengikuti briefing di hari Jumat sehingga bisa langsung ke kedutaan hari ini.
Setelah antrian panjang mengeliling lapangan basket, aku menuju loket untuk menyerahkan passport, DS2019, foto 5x5 dan confirmation page untuk di-scan. Untunglah mbak Isye tadi sudah mencetak confirmation page baru untukku, kalau tidak aku ragu apakah barcode yang kuprint dengan tinta biasa bisa dibaca oleh scanner embassy.  Aku memperhatikan kalau di bagian kasir tertera sejumlah biaya yang harus dibayar: 1,4 jt; 1,5jt, atau 3,9jt  tergantung jenis visanya. Tapi ternyata aku tidak perlu pusing soal biaya tersebut, petugas di loket memberikan sebuah kertas keterangan untuk diserahkan ke kasir sebagai pengganti cash yang harus dibayar. J Visa is really special!
Menuju antrian berikutnya, kali ini kami dibagi per kelompok. Setelah mengantri lagi kami masuk ke sebuah ruangan kecil tempat barang-barang diperiksa dan discan dengan sangat teliti. Bahkan beberapa teman harus melepas sepatu dan ikat pinggangnya untuk bisa masuk ke ruangan selanjutnya.
Di ruangan selanjutnya yang lebih luas, terdapat banyak loket-loket dan antrian peserta. Kami menuju tempat duduk, menunggu giliran kelompok kami dipanggil. Panggilan pertama untuk sidik 10 jari dan menyebutkan nama, kemudian panggilan kedua untuk interview visa.
Saat itu aku menyaksikan banyak peserta interview yang keluar dengan senyum penuh kemenangan. Sesekali ada ucapan syukur dan luapan kegembiraan ketika petugas dibalik kaca menyebutkan, “ok.. your visa will be ready on ....” Aku masih bertanya-tanya, akankah diriku menjadi salah satu dari orang-orang beruntung itu? Saat itu seorang teman Fulbrighter, yang datang lebih awal dari kami, melambaikan tangan dan membawa kartu putih tanda permohonan visa diterima... aku melambai balik, bahagianya ....
Sambil menunggu, aku berkenalan dengan seorang pelajar berpakaian blazer 'Indonesia' yang ternyata adalah peserta Rotary Exchange. Salut deh, masih SMA sudah bisa ke Amerika, tidak seperti diriku yang butuh proses bertahun-tahun, mungkin itulah hebatnya kalau selalu 'informatif'! Tak lama kemudian panggilan kedua yang ditunggu-tunggu oleh kelompokku tiba juga. Aku ikut mengantri dan berusaha mengingat-ingat setidaknya nama dan alamat lengkap collegeku nanti. Tapi rasanya antrianku tidak bergerak, karena ada beberapa peserta di depanku yang cukup lama pengecekan dokumen tambahannya. Teman-teman Fulbrighters yang mendapat antrian di kelompok lain sudah keluar semua dan aku terus menunggu hingga yang tersisa di ruangan interview hanya diriku dan satu orang saja di barisan sebelah. Loket-loket lain sudah ditutup ketika aku sampai ke depan kaca dengan seorang petugas di balik sana.
Sang petugas memintaku menunggu sejenak, ia tampak sibuk mengecek aneka dokumen peserta sebelumnya. "OK" kataku dan menunggu sang petugas selesai dengan dokumen-dokumennya.

“Thanks for waiting,” katanya “last but not least, you must be {name} ...”
“Yes!”
“Where do you want to study?”, tanyanya ramah.
Aku menjawab dengan nama college dan lokasinya. Tapi sepertinya nada bicaraku terlalu cepat, ia memintaku mengulang. Kemudian, “How long will you be there?”
“Only one year,” jawabku yakin.
“Hmm, only one year? Wish to stay longer ...” oops seharusnya aku tidak menyebutkan kata ‘only’  ... Sang petugas mengangguk-angguk dan melihat di layar monitor di depannya, “Is this your first time applying US visa?” kemudian membolak-balik passport-ku. “Uh-huh, also your first time studying abroad... ” lanjutnya
"Why do you want to study in USA?" katanya lagi.
“I got a Fulbright scholarship...” jawabku dengan suara datar.
“Uh-huh ...” ia tampak puas dan “Your visa will be ready on {date}.”
“Thank you!” seruku.
“Have a nice day!” ucapnya sambil memberikan kartu putih impianku.
“You too ....” jawabku penuh rasa syukur dan terima kasih sebelum tirai menutupi jendela kaca di antara kami. Aku hampir tak percaya ini kenyataan atau bukan, pewawancara yang luar biasa ramah dan visa dalam hitungan 3 hari!   Aku melangkah keluar penuh semangat, menemui teman-temanku yang sudah menunggu lama dan mengumpulkan kartu putih. Akhirnya setelah semua perjuangan ini ...
Aku kemudian mengambil hp yang dititipkan tadi, mengembalikan name tag dan melangkah ringan keluar kedutaan, rasanya aku bisa meloncat kegirangan menggapai awan di langit yang cerah hari itu...

Comments

  1. wahh seru udah mau jalan yah ke Amriknya
    nanti cerita2 tentang Amrik ya di Blog

    ReplyDelete
  2. Ditunggu yach ceritanya, skrg masih sibuk siapin aneka keperluan, makasih utk corat-coretnya ... ♫ ♪ (◕̃‿◕)

    ReplyDelete
  3. hmm.. aku kapan ya? hehehe... congratulation! nyusul ah..

    ReplyDelete
  4. ✿ Len :
    segera menyusul ya ... where there is a will there is a way ...☮

    ReplyDelete
  5. selalu 'informatif' >> wow jleb banget mbak :p

    ReplyDelete
  6. yeah, seperti Nadiafriza yg selalu punya segudang informasi :)

    ReplyDelete
  7. wahh very exciting and touching.. i like you story..

    kakak ini ikutan yang fulbright atau yang UGRAD?
    btw, wktu ngumpulin application-nya pasti banyak ya segudang prestasi yang dilampirkan sampai bisa ketrima? bagi infonya dong kak, mulai dari pengumpulan applicationnya, hingga wawancara ketika di terima (bukan wawancara pengajuan visa)..
    terimakasih..

    -Mia-

    ReplyDelete
  8. Hi Mia,
    pengalamannya sudah saya post di blog :)

    ReplyDelete
  9. iya barusan saya baca mbak.. bner2 perjuangan yah..

    saya mau tanya kak, nanti dipencar2 ya yang berhasil berangkat? ada berapa org sih mbak yang lolos kmrin?

    _Mia_

    ReplyDelete
  10. kami dulu ber-50.. sampai amrik baru menyebar...
    kamu ikut seleksi tahun ini juga ya?

    ReplyDelete
  11. Saya rencana ikut yang UGRAD, 2012-2013. apa sama ya kyk yang mbak ikutin? klo ga slah program UGRAD cm 6 bulan aja..

    _Mia_

    ReplyDelete
  12. Beda... saya CCI, sekitar 10 bulan :)

    ReplyDelete

Post a Comment